 |
| Kementerian Lingkungan Hidup menyiapkan 25 truk untuk mengirimkan 10 ribu galon air mineral kepada warga yang terkena banjir di Aceh. ANTARA/HO-KLH |
Kementerian Lingkungan Hidup Indonesia telah mengerahkan 25 truk yang membawa 10.000 galon air minum ke beberapa daerah di Provinsi Aceh sebagai bagian dari respons berkelanjutan terhadap banjir dan tanah longsor yang meluas baru-baru ini.
Dalam pernyataan yang dikutip di Jakarta pada hari Sabtu, Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq mencatat bahwa truk-truk bantuan tersebut dikerahkan ke daerah-daerah yang paling parah terkena dampak bencana untuk mempercepat langkah-langkah darurat pasca bencana.
"Kami berharap pengiriman bantuan ini akan membantu memperkuat upaya darurat dan pemulihan konkret pemerintah," katanya.
Memberikan rincian lebih lanjut, Nurofiq mencatat bahwa pemerintah mengirimkan 18 truk ke Kabupaten Aceh Utara, sementara sisanya dikirim ke Kabupaten Aceh Tamiang.
Menteri menekankan bahwa kantornya berkomitmen tidak hanya untuk mendistribusikan logistik tetapi juga untuk mengambil semua langkah yang diperlukan untuk membantu warga Aceh bertahan dan mempertahankan kualitas hidup mereka di tengah terbatasnya akses terhadap kebutuhan dan layanan dasar yang disebabkan oleh kerusakan infrastruktur dan fasilitas vital.
Selain volume air minum yang besar, katanya, Kementerian Lingkungan Hidup juga telah mengirimkan alat pemurnian air, dengan tim teknis yang dikerahkan untuk mengoperasikan tiga unit di Aceh Tamiang.
Ia lebih lanjut menyatakan bahwa petugas kementerian saat ini sedang melakukan perjalanan darat ke Aceh untuk memastikan distribusi bantuan yang tepat sasaran sambil melakukan inspeksi lingkungan secara menyeluruh di daerah yang terkena bencana.
Untuk memperkuat respons bencana, lanjutnya, Kementerian Lingkungan Hidup telah mendirikan pos komando terpusat di Kota Lhokseumawe, yang akan tetap aktif hingga langkah-langkah pemulihan dan rehabilitasi selesai.
Selain berfungsi sebagai pusat distribusi bantuan, pos tersebut juga ditetapkan sebagai pusat kendali untuk penilaian dampak bencana, katanya. Source Ant
