Sumbawa Besar – Bupati Sumbawa, Ir. H. Syarafuddin Jarot, M.P., bersama Wakil Bupati Sumbawa dan Gubernur Nusa Tenggara Barat Lalu Muhammad Iqbal, menghadiri kegiatan “Sumbawa Tenun Fashion Street Tahun 2025” yang diselenggarakan oleh Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Sumbawa, pada Jumat malam, 19 Desember 2025, di Jalan Merdeka, Sumbawa Besar.
Kegiatan ini turut dihadiri jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD), unsur Forkopimda, masyarakat, pelaku UMKM, serta para desainer fashion lokal Sumbawa. Jalan Merdeka dipilih sebagai lokasi kegiatan sebagai ruang publik yang hidup dan dekat dengan aktivitas masyarakat, sehingga tenun Sumbawa dapat hadir di ruang keseharian.
Ketua Dekranasda Kabupaten Sumbawa, Hj. Ida Fitria Syarafuddin Jarot, S.E., dalam sambutannya menyampaikan bahwa Sumbawa Tenun Fashion Street merupakan ruang apresiasi budaya yang dirancang secara sederhana, terbuka, dan dekat dengan masyarakat. Kegiatan ini juga menjadi bagian dari rangkaian awal penyemarak Hari Ulang Tahun Kabupaten Sumbawa ke-66 yang akan diperingati pada 22 Januari 2026.
Ia menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Gubernur NTB dan Ketua Dekranasda Provinsi Nusa Tenggara Barat atas kehadiran dan dukungan moral yang terus diberikan kepada Dekranasda Kabupaten Sumbawa dalam mengembangkan kriya dan wastra daerah.
Dalam sambutannya, Bupati Sumbawa Ir. H. Syarafuddin Jarot, M.P., menyoroti tantangan besar yang dihadapi tenun Sumbawa, khususnya terkait regenerasi penenun di Desa Poto yang telah ditetapkan sebagai pusat tenun Sumbawa.
Ia mengungkapkan bahwa sebagian besar penenun di Desa Poto saat ini berusia di atas 50 tahun, sementara generasi muda semakin sedikit yang tertarik menekuni tenun. Kondisi ini, menurutnya, dapat mengancam keberlangsungan identitas kain tenun Sumbawa apabila tidak segera diantisipasi.
Bupati Sumbawa menekankan pentingnya peran OPD terkait, khususnya yang membidangi perindustrian dan perdagangan, untuk melakukan pembinaan dan inovasi secara berkelanjutan. Ia juga mendorong para desainer lokal untuk melakukan modifikasi dan pengembangan produk, termasuk menghadirkan tenun imitasi bermotif khas Sumbawa sebagai alternatif oleh-oleh yang lebih terjangkau bagi wisatawan, tanpa menghilangkan nilai tenun asli sebagai produk premium.
Sementara itu, Gubernur Nusa Tenggara Barat Lalu Muhammad Iqbal dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya Sumbawa Tenun Fashion Street 2025. Ia menilai kegiatan ini sebagai Fashion Street pertama di Sumbawa yang memberikan hasil luar biasa.
Gubernur mengaku menikmati seluruh sajian peragaan busana dan melihat keberanian para desainer dalam berekspresi. Beberapa desain bahkan dinilainya telah masuk kategori ready to wear dengan kualitas dan karakter yang kuat. Menurutnya, dengan dukungan inkubasi dan panggung yang lebih luas, para desainer Sumbawa memiliki potensi besar untuk berkembang hingga tingkat nasional dan internasional.
Lebih lanjut, Gubernur NTB menyoroti ketimpangan nilai ekonomi yang selama ini dialami para penenun. Ia menjelaskan bahwa penenun membutuhkan waktu hingga dua minggu untuk menghasilkan satu kain, namun hanya memperoleh margin yang sangat kecil. Kondisi tersebut membuat generasi muda enggan menekuni profesi sebagai penenun.
Menurutnya, paradigma tenun sebagai sekadar handicraft harus diubah. Penenun harus diperlakukan sebagai artis, di mana yang dihargai bukan hanya tenaga, tetapi juga keterampilan dan ide. Ia menegaskan bahwa selama penenun dapat hidup layak, maka tenun akan tetap lestari. Oleh karena itu, tenun sebaiknya tetap ditempatkan sebagai produk premium dengan segmen pasar tersendiri.
Acara Sumbawa Tenun Fashion Street 2025 dimeriahkan dengan peragaan busana karya desainer lokal yang menampilkan paduan tenun Sumbawa dengan desain kontemporer. Pimpinan OPD dan unsur Forkopimda turut tampil sebagai model, sebagai bentuk keteladanan dalam mencintai dan menggunakan produk lokal.
Kegiatan ini terselenggara berkat kolaborasi Pemerintah Kabupaten Sumbawa, Dekranasda, perangkat daerah, komunitas kreatif, pelaku UMKM, desainer lokal, serta dukungan masyarakat. Dekranasda Kabupaten Sumbawa berharap kegiatan ini dapat menjadi agenda rutin yang terus berkembang dan memberikan dampak nyata bagi pelestarian budaya serta penguatan ekonomi kreatif berbasis wastra lokal.





