
LIPUTAN NTB --- Puasa sering dikaitkan dengan berbagai manfaat kesehatan, salah satunya bagi penderita hipertensi.sumber foto google search
Selama berpuasa, pola makan dan kebiasaan hidup mengalami perubahan yang dapat mempengaruhi tekanan darah. Jika dijalankan dengan pola makan yang tepat, puasa justru dapat membantu menstabilkan tekanan darah dan mengurangi risiko komplikasi akibat hipertensi.
Pada umumnya, seseorang dikatakan memiliki tekanan darah normal jika berkisar antara 90/60 mmHg hingga 120/80 mmHg. Namun, jika tekanan darah sistolik mencapai ≥ 140 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg, maka seseorang dikategorikan mengalami hipertensi. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan komplikasi kesehatan lainnya.
Dikutip dari AI genertif, Tekanan darah saat berpuasa bisa naik atau turun, tergantung pada pola makan dan gaya hidup selama puasa.Tekanan darah naik
- Konsumsi makanan tinggi garam, lemak jenuh, dan pemanis buatan saat sahur dan berbuka
- Konsumsi minuman beralkohol, kopi, atau minuman berkafein lainnya
- Porsi makan berlebihan saat sahur dan berbuka
- Dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit karena asupan cairan yang terbatas
- Gerakan yang tiba-tiba, seperti terlalu cepat berdiri setelah duduk atau bangun tidur
- Batasi atau hindari makanan tinggi garam, lemak jenuh, dan pemanis buatan
- Minum air putih dengan 6 hingga 8 gelas per hari
- Makan sahur dan berbuka tepat waktu
- Istirahat yang cukup
- Hindari gerakan yang tiba-tiba
- Jika memiliki tekanan darah sistolik < 90 atau diastolik < 60, konsultasi kepada dokter sebelum menjalankan puasa
- Jika memiliki riwayat tekanan darah rendah yang cukup berat, konsultasi dan kontrol tekanan darah secara berkala